Rabu, 29 Mei 2013

Cumi-cumi kolosal

CUMI KOLOSAL


Para ilmuwan perairan di Selandia Baru, Selasa (29/4), mulai mencoba meneliti jasad cumi-cumi kolosal yang tertangkap untuk menguak rahasia monster bawah air yang misterius itu.
Tak seorangpun yang pernah tahu bagaimana cumi-cumi berukuran super besar masih bisa hidup di habitatnya di kawasan samudera lepas. Para ilmuwan berharap kajian mereka untuk cumi-cumi sepanjang 26 kaki seberat 1.089 pon (sekitar 500 kg) yang dimulai pada Rabu, akan membantu menentukan bagaimana makhluk ini bisa bertahan hidup. Proses dan hasil penelitian ini akan disiarkan langsung melalui internet



Cumi-cumi yang tertangkap secara kebetulan oleh seorang nelayan tahun lalu dipindahkan dari ruang pendingan, Senin (28/4) dan dimasukkan ke dalam tanki yang diisi dengan “saline solution” ditambah es untuk memperlambat proses pembusukkan dan agar tetap segar, jelas Carol Diebel, direktur lingkungan alam di museum nasional Selandia Baru, sebut Te Papa Tongarewa.
Setelah dikaji, para ilmuwan akan memeriksa gambaran anatominya, memindahkan bagian perutnya, bagian depan, dan mengambil sample jaringan tubuhnya untuk analisis DNA dan menentukan jenis kelaminnya, jelas Diebel.
“Jika yang kita temukan adalah jantan, maka ini merupakan spesies jantan pertama yang dilaporkan secara ilmiah,” jelas Steve O’Shea, pakar cumi-cumi di Universitas Technologi Auckland kepada National Radio. Dialah salah seorang ilmuwan yang melakukan pengujian untuk hal ini. Cumi-cumi ini dipercayai contoh terbesar dan terlangka di perairan dalam untuk jenis Mesonychoteuthis hamiltoni atau cumi-cumi kolosal yang pernah ditangkap, kata O’Shea.
Cumi-cumi kolosal dianggap sebagai salah seekor mahluk laut dalam yang paling misterius ini mampu tumbuh sampai mencapai 46 kaki dengan kemampuan menyelam di kedalaman lautan sampai 6.500 kaki dan dianggap sebagai pemburu agresif. Saat ditemukan, O’Shea mengatakan hewan ini tertangkap dengan bau khas ammonia.
Para nelayan di lepas pantai Antartika secara kebetulan mencangkap cumi-cumi ini pada bulan Februari 2007 saat tengah menangkap ikan Patagonia yang dijual dengan memakai nama mirip ikan sea bass Chili.
Cumi-cumi ini menyantap umpan ikan toothfish saat terjerat dari dasar laut. Mengetahui ini adalah penemuan langka, para nelayan lantas membekukan hewan ini di dalam kapal mereka untuk diawetkan. Museum nasional, Te Papa Tongarewa lantas mengambil alih bangkai mahkluk ini.
Cumi-cumi kolosal sebelumnya yang pernah ditemukan adalah cumi-cumi betina sebarat 660 pon pada tahun 2003.


Para peneliti berencana memerkan hewan ini di dalam sebuah tanki dengan 1.800 liter air formaldehyde di museum mereka di Wellington.
Cumi-cumi kolosal ditemukan di perairan Antartika dan tidak ada kaitannya dengan yang ditemukan di pantai lepas Selandia Baru. Cumi-cumi raksasa diperkirakan hanya mampu tumbuh hingga sepanjang 39 kaki dan tidak sebesar cumi-cumi kolosal, walau keduanya berukuran sangat besar dibanding cumi-cumi yang sering anda santap di restoran seafood. *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar